Kamis, 17 Maret 2011

Angling Dharma, Pemimpin, Arsitek, dan Sahabat Satwa (semesta)

malam ini bercerita tentang arsitek, yg lbh dikenal sbg pemimpin dan tokoh yg mengenal "bahasa" alam: Anglingdarma

mnrt beberapa sumber, Angling Darma memiliki keahlian paham perilaku binatang, bahasa dongengnya sih mengerti bhs binatang

Angling Dharma membuat situs di Gunung Pulosari, Desa Mandalawangi Banten (Medang Kamulan II).

130M,Angling Dharma membuat keraton sampai pedalaman Lebak&Ujung Kulon.AnglingDharma dikenal sbg HYANG SIRA /EYANG JANGKUNG

Eyang Jangkung memapas gunung Pulosari yang menghalangi penglihatannya

Angling Dharma mletakkan Batu Magnit di puncak Gn.Pulosari,Pandeglang.Batu unik, jarum kompas sll menunjuk batu tersebut.

banyak yg mnganggap Kerajaan tmpt Angling Dharma, Kerajaan Salaksanagara, adl awal mula nusantara

bahwa peletakkan bangunan, terbukti tak bisa lepas dari unsur "mempengaruhi dan dipengaruhi", ya yg paling kuat oleh alam.

Angling Dharma, menjadi salah satu tokoh yg menegaskan, kemampuan humaniora dlm membangun, sama pentingnya dg keteknikan
 
Peletakkan karya yg dibangun oleh Angling Dharma, dan keluarganya jg sperti "ritual" dan prosesi untuk pencapaikan makna

  Peletakkan karya yg dibangun oleh Angling Dharma, dan keluarganya jg sperti "ritual" dan prosesi untuk pencapaian makna

  Apa yg terjadi jika alam kalah oleh "ego" dalam menentukan prioritas mendesain? Tentunya smkn susah "brkomunikasi dg alam :)

diakhiri sampai disini, tetap semangat mendesain. Tetap semangat berkarya. Sinergikan cita dan rasa di dalam semesta...

Senin, 14 Maret 2011

Hamengku Buwono I, Raja Jogja, Arsitek Pengabdi...

Pangeran Mangkubumi Sukowati atau Sri Sultan Hamengku Buwono I, itulah sosok "arsitek" yang akan kita bahas di :).

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat brdiri dg Raja#1 Pangeran Mangkubumi yg brglar Sri Sultan Hamengkubuwono I pd th 1755

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri stlh mllui perjuangan panjang antara 1747-1755 berakhir dg Perjanjian Gianti.  

Menurut Perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram dipecah menjadi dua, Kerajaan Surakarta dan Kerajaan Ngayogyakarta  

Atas kehendak Sultan Hamengkubuwana I kota Ngayogyakarta (Jogja menurut ucapan sekarang) dijadikan ibukota kerajaan.

Sebelum di Jogja , Sultan Hamengkubuwana I tinggal di Ambar Ketawang Gamping, Sleman. 5km barat Kraton Yogyakarta.  

Sri Sultan Hamengkubuwana I memiliki bakat dalam seni, shg sensitif akan perlunya istana yg berwibawa, nmn dekat dg rakyat  

Keberadaan alam & rakyat diyakininya sbg elemen kehidupan yg tak terpisahkan, sekuat keinginannya untuk menyatukan Mataram  

Kraton : tmp brsemayam ratu-ratu, dr kata : ka-ratu-an = kraton. Jg kadaton, yaitu ke-datu-an = kedaton,tmpat datu / ratu.  

Kraton, Tugu dan Gunung Merapi berada dalam satu garis/poros yang dipercaya memiliki "sistem komunikasi" secara metafisika

Sri Sultan biasa bermeditasi pada poros tersebut sebelum memimpin suatu pertemuan atau memberi perintah  

Inspirasi seringkali didapatkan saat kita berkomunikasi pada sesama, bisa juga saat "berkomunikasi" dengan semesta  

Seringkali kita "brainstorming" dengan sejawat, tp Sultan HB I melakukan sebuah proses "brainstorming" dengan alam

Kraton yogyakarta penuh dg arti Arsitektur . bangunan, posisi, ukiran, hiasan, hingga pada warnanya pun mempunyai arti.  

Semua simbol yg ada memberi nasehat kepada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan , tekun, dan rendah hati  

Sekian .malam ini. Pelajaran utama yg bisa diambil dari HB I adalah: meng-"arsitek" adl murni menjadi "abdi dalem" alam semesta


-----------------------------
Isi blog ini adalah tulisan yang berasal dari tweet account twitter @zonderzulu & @ZakaiDEA yang disampaikan di setiap hari Kamis siang jam 13.00. Ikuti terus cerita tentang arsitektur dan tokoh arsitek nusantara.

Kenalan!


Salam kenal, kawan-kawan pecinta dunia arsitektur!

Arsitektur Indonesia lahir bukan dari sejumlah perhitungan matematis. Tapi dari kemauan, dari keberanian, dan dari rasa memiliki yang dimiliki oleh para tokoh-tokoh yang mendedikasikan dirinya ke dalam dunia yang penuh penyikapan dan penuh kerjasama ini.

Arsitek yang akan kami "dongengkan" di blog ini, adalah arsitek yang mungkin tak kita ketahui banyak tentang pengaruhnya pada orang lain. Tapi jika kebaikan itu seperti harumnya cendana, ia akan menyeruak dibalik tumpukan peristiwa dan tak terikat waktu. Banyak tokoh yang pada awalnya kita sangkakan adalah pendeta, raja, dan agamawan, ternyata secara "tak sengaja" sudah berdedikasi penuh pada dunia arsitektur.

Menjadi arsitek, bukanlah semata-mata pencarian dan  pengakuan akan identitas. Arsitek adalah entitas, yang memperkuat identitas. Arsitek adalah laku, bukan pelaku. Hanya zaman yang akan membungkus dan mengakui, bahwa ia dan karyanya adalah bagian utuh dari dunia arsitektur. Dunia yang menjadikan semesta sebagai ladang pencarian makna.

Selamat menikmati!